Dewasa ini masyarakat telah di bayang bayangi
oleh kebimbangan arah kepemerintahan yang kian hari kian tidak terarah dan
mengalami krisis kepercayaan terrhadap pemimpin dan pemerintahan
korupsi dan ketidak tegasan pemerintah masih
saja menjadi headline di setiap media massa dan di benak rakyat indonesia.
Apabila kita tela'ah ke masa lalu indonesia
saat era orde baru, ketegasan pemimpin menjadi momok yg di segani oleh rakyat
indonesia, memang tak dapat di pungkiri pada era orde baru korupsi tetap
menjadi salah satu ujian negeri ini. Hanya saja korupsi pada masa itu tidak
separah saat ini yg dapat di katakan "dari hulu hingga hilir"
Apabila kita sadari bahwa era orde baru
rakyat sangat di batasi dalam kebebasan berpendapat, namun rakyat tidak pernah
di pusingkan oleh kemelut negeri ini seperti saat ini, rakyat seperti di
bungkam, namun rakyat tetap merasakan kesejahteraan dan kemurahan harga - harga
sembako.
Pada saat tahun 1998 (era reformasi) ada
gerakan mahasiswa yang ingin menurunkan pemimpin saat itu (soeharto) yang
merasa yakin bahwa perubahan ini akan membawa benar2 membawa perubahan, rupanya
asumsi ini tidak membuahkan hasil yang di harapkan para mahasiswa, ada indikasi
pula bahwa mahasiswa pada saat itu telah di tunggangi oleh kelompok kelompok
yang mempunyai tujuan di luar keinginan mahasiswa.
Berbanding terbalik dengan era reformasi saat
ini, betul saat ini kita bebas berbicara hingga tak ada batasan, kita bebas
berekspresi, harga sembako melambung, kita bebas melakukan aktifitas politik
dari yang berjalan lurus hingga menyimpang, setiap orang ingin bicara dan
merasa pintar, namun apa dampak dari semua ini? Semua menjadi tidak terarah,
banyak pendapat yang tidak satupun dapat di ambil, di tambah lagi dengan
pempimpin saat ini yang hanya terdiam dan banyak berkata "turut
prihatin", sayapun menjadi prihatin dengan kondisi ini.
Dengan terjadinya hal ini, tak sedikit rakyat
yang ingin kembali ke masa orde baru, rakyat ingin kembali sejahtera, sembako
murah dan merindukan pemimpin yang tegas.
0 komentar:
Posting Komentar